Anda semua
pasti pernah mendengar kata ‘KAROMAH’, pasti bagi orang awam bertanya-tanya.
Apakah Karomah itu? Apa Fungsi dan Kegunaannya?
Karomah sendiri merupakan perkara di luar
kebiasaan yang Allah jadikan melalui seorang wali sebagai bantuan, dukungan dan
peneguhan baginya atau sebagai pertolongan kepada agama.
Karomah ini hanya Allah berikan kepada
wali agar tidak tercampuri oleh perkara-perkara sihir dan dukun yang terjadi
luar biasa tetapi tidak terjadi melalui seorang wali akan tetapi melalui musuh
Allah, jadi ia bukanlah karomah.
Perkara-perkara luar biasa yang katanya
karomah ini banyak terjadi pada tukang sihir yang menghalang-halangi jalan
Allah maka kita wajib berhati-hati dari mereka dan dari permainan mereka
terhadap akal dan pikiran manusia.
Siapa itu wali?
Allah menjawabnya dalam firmanNya;
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah
itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (Yunus:
62-63).
Syaikhhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
“Setiap Mukmin yang bertakwa adalah wali Allah.”
:: Akidah Ahlus Sunnah ::
Ibnu Taimiyah berkata dalam al-Aqidah
al-Wasithiyah “Di antara prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah mempercayai
karomah para wali.”
Akidah ini berpijak kepada dalil-dalil
dari al-Qur`an, sunnah dan fakta nyata. Di antara karomah yang ditetapkan oleh
al-Qur'an yang terjadi pada umat terdahulu adalah kisah ashabul kahfi yang
hidup di antara kaum musyrikin sementara mereka beriman kepada Allah, mereka
khawatir tidak mampu mempertahankan keimanannya maka mereka meninggalkan negeri
mereka berhijrah kepada Allah. Allah menyediakan sebuah goa di gunung, mulut
goa ini di utara maka matahari tidak masuk kepada mereka sehingga merusak tubuh
mereka dan mereka pun tetap memperolehnya, apabila ia terbit maka ia condong
dari gua mereka ke sebelah kanan dan apabila ia terbenam maka ia menjauhi
mereka ke sebelah kiri sementara mereka di tempat yang luas di goa itu. Mereka
tinggal di goa tersebut dalam keadaan tidur selama tiga ratus sembilan tahun.
Allah membolak-balik mereka ke kanan dan ke kiri di musim panas dan dingin.
Panas tidak mengganggu mereka, dingin tidak menyulitkan mereka. Mereka tidak
lapar, tidak haus, dan tidak bosan tidur. Ini jelas karomah, mereka dalam
keadaan demikian sampai Allah membangkitkan mereka sementara kesyirikan telah
lenyap dari negeri mereka, maka mereka pun selamat darinya.
Di antara karomah yang ada di dalam
al-Qur'an adalah kisah Maryam, Allah memberinya karomah di mana Dia membawanya
ke pohon kurma pada saat menjelang melahirkan. Allah memerintahkannya agar
menggoyang batang pohon kurma tersebut maka ia pun memberinya kurma-kurma yang
ranum.
Di antaranya adalah kisah seorang
laki-laki yang dimatikan Allah selama seratus tahun lalu Allah membangkitkannya
sebagai karomah untuknya agar dia mengetahui kodrat Allah dan imannya bertambah
kuat.
Adapun dalam sunnah maka kisah tiga orang
dari Bani Israil yang terjebak di dalam goa oleh sebuah batu besar, mereka
berdoa kepada Allah dengan bertawasul kepadaNya dengan amal-amal shalih mereka,
akhirnya Allah menggeser batu dan mereka berhasil keluar dengan selamat.
Di antaranya kisah Juraij yang dituduh
menghamili seorang wanita pelacur, pada saat anak itu lahir, Juraij menusuk perutnya
sambil berkata, “Wahai bocah, siapa bapakmu?” Maka bocah itu menjawab, “Fulan,
si gembala.”
Di antaranya adalah kisah anak muda
Ashabul Ukhdud yang bisa menyembuhkan orang buta dengan izin Allah, bisa
selamat ketika hendak dilemparkan dari puncak gunung, bisa selamat ketika
hendak diceburkan ke laut dengan izin Allah, namun dia mati dengan sebuah anak
panah dari Raja yang melepaskannya dengan menyebut nama Allah.
Adapun dari kenyataan maka diriwayatkan
bahwa Shilah bin Asyyam, kudanya mati lalu Allah menghidupkannya sehingga
Shilah bisa pulang dengannya sampai rumah. Begitu sampai di rumah dia berkata
kepada anaknya, “Ambil pelananya karena ia adalah pinjaman.” Ketika pelananya
diambil kuda tersebut mati lagi.
Dalam sejarah disebutkan bahwa Saad bin
Abu Waqqash menyeberangi sungai Dajlah dengan pasukan berkudanya layaknya
mereka berjalan di daratan.
Dari Tsabit al-Bunani berkata, petugas
kebun Anas datang, dia berkata, “Tanahmu kehausan.” Maka Anas memakai bajunya
lalu dia keluar ke tanah lapang, kemudian dia shalat dan berdoa, tiba-tiba
sebuah awan bergerak ke arah kebunnya, di sana awan itu menumpahkan airnya
sehingga selokan-selokannya penuh, hal itu terjadi di musim kemarau, lalu Anas
mengutus sebagian keluarganya, dia berkata, “Lihatlah sampai di mana hujan
itu?” Ternyata hujan tersebut tidak melebihi kebunnya kecuali sedikit.
Dan masih banyak lagi kisah-kisah shahih
tentang karomah auliya`. Maka Ahlus Sunnah wal Jamaah membenarkan dan
mempercayai karomah para wali.
Pendapat Ahlus Sunnah wal Jamaah ini
berseberangan dengan pendapat Mu’tazilah dan para pengikutnya di mana mereka
mengingkari karomah. Mereka berkata, “Kalau kita menetapkan karomah maka tidak
bisa dibedakan antara tukang sihir dengan wali, wali dengan Nabi karena
masing-masing hadir dengan perkara di luar kebiasaan.”
Kami katakan, tidak mungkin karena
karomah terjadi pada wali dan wali tidak mungkin mengaku menjadi nabi, kalau
dia mengaku nabi maka ia bukan wali. Perkara luar biasa milik nabi terjadi pada
nabi, sementara tipu muslihat dan sihir terjadi pada orang yang jauh dari
Allah, ia melakukannya dengan bantuan setan maka dia mendapatkannya dengan
usahanya lain dengan karomah yang datang dari Allah, wali tidak mencari dengan
usahanya.
Fungsi Karomah
Karomah itu memiliki empat fungsi:
Pertama: Menjelaskan kodrat Allah yang
sempurna di mana ia terjadi karena izin dari Allah.
Kedua: Membuktikan kedustaan pendapat
yang berkata, alamlah yang berbuat karena jika tabiat yang berbuat niscaya ia
berjalan lurus rapi tidak berubah jika kebiasaan dan tabiat berubah maka ia
adalah bukti bahwa alam memiliki Tuhan yang mengatur.
Ketiga: Ia adalah ayat bagi Nabi yang
diikuti seperti yang telah dijelaskan.
Keempat: Ia meneguhkan dan penghormatan
bagi wali yang bersangkutan.
Pembagian Karomah
Karomah terbagi menjadi dua bagian:
Bagian yang berkaitan dengan ilmu dan mukasyafah dan bagian lain yang berkaitan
dengan kodrat dan pengaruh.
Yang berkait dengan ilmu: Seseorang
mendapatkan ilmu yang tidak didapatkan oleh orang lain.
Yang berkait dengan mukasyafah: Seseorang
dibukakan untuknya apa yang tidak dibukakan untuk orang lain.
Contoh yang pertama – ilmu – adalah Abu
Bakar, Allah membuatnya mengetahui janin di rahim istrinya, bahwa janinnya
adalah perempuan. Hal ini disebutkan dalam al-Ishabah karya Hafizh Ibnu Hajar.
Contoh yang kedua – mukasyafah – Amirul
Mukminin Umar bin al-Khattab, dia berkhutbah pada hari Jum’at di atas mimbar.
Para hadirin mendengar Umar berkata, “Hai Sariyah, gunung.” Mereka terkejut
kemudian mereka bertanya tentang hal itu kepadanya. Maka Umaar menjelaskan
bahwa telah dibukakan untuknya pasukan yang dipimpin oleh Sariyah bin Zanyam –
salah seorang panglima di Irak – dikepung musuh maka Umar mengintruksikannya ke
gunung. Dia berkata, “Hai Sariyah, gunung.” Sariyah mendengar suara Umar dan
dia mundur ke gunung dan berbenteng dengannya.
Ini termasuk mukasyafah, ia terjadi hanya
saja tidak sering.
Adapun kodrat dan pengaruh maka contohnya
adalah Maryam yang menggoyang batang kurma lalu buahnya berjatuhan.
Juga seperti yang memiliki ilmu tentang
kitab yang berkata kepada Sulaiman, “Aku mendatangkan istana Ratu Bilqis ke
sini sekejap mata.”
Karomah Tidak Terputus Sampai Hari Kiamat
Bahwa karomah akan terus ada sampai hari
Kiamat ditetapkan oleh dalil naqli dan aqli.
Dalil naqli: Rasulullah mengabarkan dalam
kisah Dajjal bahwa dia memanggil seorang pemuda, pemuda tersebut hadir dan
berkata, “Kamu berdusta. Kamu hanyalah Dajjal al-Masih di mana Rasulullah telah
memberitakan kepada kami tentang dirimu.” Maka Dajjal memenggal tubuh pemuda
tersebut menjadi dua. Setengahnya dilempar ke sana setengahnya lagi ke sini
dengan jarak yang sangat jauh. Dajjal berjalan di antara keduanya. Kemudian dia
memanggilnya maka pemuda tersebut bangkit dengan wajah berseri-seri, Dajjal memanggilnya
agar dia mengakuinya sebagai tuhan. Pemuda tersebut menjawab, “Pada hari ini
aku semakin yakin bahwa kamu adalah Dajjal.” Dajjal hendak membunuhnya tetapi
dia tidak mampu melakukannya.
Ketidakmampuan Dajjal membunuh pemuda
tersebut adalah temasuk karomah tanpa ragu.
Dalil aqli: Selama penyebab karomah
adalah perwalian maka ia akan terus ada sampai hari Kiamat karena perwalian
akan terus ada.
Dari Syarh al-Aqidah al-Wasithiyah,
Syaikh Ibnu Utsaimin
0 Komentar